Bela Palestina, Serukan Boikot Produk Berafiliasi dengan Israel
KBRN, Tarakan: Aksi bela Palestina kembali dilakukan masyarakat Tarakan. Massa menyerukan untuk memboikot produk yang berafiliasi dengan Israel.
Genosida masih dlakukan Israel terhadap warga Palestina sampai saat ini. Bahkan disertai dengan upaya pengusiran dari tempat tinggal mereka.
Dengan mengerahkan kekuatan militernya, Israel melancarkan serangan tanpa pandang bulu. Akibatnya puluhan ribu warga Palestina, meninggal dunia. Sebagian besar kaum perempuan dan anak-anak.
Tindakan ini dinilai tidak berperikemanusiaan. Karena itu, puluhan organisasi masyarakat yang tergabung dalam Koalisi Tarakan Bela Palestina turun ke jalan menyerukan bela Palestina.
Massa melakukan longmarch dari depan Bandara Juwata Tarakan menuju perempatan GTM dengan menggunakan berbagai atribut Palestina. Termasuk mengarak bendera Palestina sepanjang 100 meter.
Massa juga membawa berbagai spanduk bertuliskan bela Palestina serta seruan memboikot produk-produk yang berafiliasi dengan Israel.
Sejumlah tokoh agama ambil bagian Di antaranya K.H. Zainuddin Dalila, Ustadz Syamsi Sarman dan Ustadz H. Salafa Hepa.
"Kita tahu pada saat ini sedang terjadi genosida besar-besaran. Maka kami berinisiatif umat Islam di Tarakan untuk terus bersuara kepada kemerdekaan Palestina," tegas Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Front Persaudaraan Islam (FPI) Tarakan, Ahmad Irwan.
"Ada dua poin jadi perhatian kami. Pertama kami ingin mengajak daripada umat Islam untuk boikot, berhenti menggunakan produk-produk Israel serta menyuarakan Palestina atas kemerdekaan," lanjut Ahmad Irwan.
Aksi juga melakukan penggalangan dana untuk bantuan kemanusiaan kepada rakyat Palestina.
Sementara itu, Tokoh Agama yang juga Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kaltara, H. Salafa Hepa menyatakan dukungannya atas aksi ini.
Sebab tindakan yang dilakukan Israel kepada warga Palestina sudah tidak berprerikemanusiaan. Aksi ini juga sebagai bentuk kepritaninan atas kondisi yang dialami warga Palestina.
"Saya ingin menggugah kita semua, coba baca sejarah ketika pertama kali Indonesia mengumandangkan proklamasi kemerdekaan, masyarakat dunia itu pertama kali (mendukung) adalah Palestina, negara lain baru menyusul. Saat ini negara Palestina dalam kondisi sangat menyedihkan," tutur Salafa Hepa.
"Peristiwa di jalur Gaza ini bukan persoalan umat Islam dengan bukan muslim, betul-betul kemanusiaan semata. Jadi sangat susah diungkapkan dengan kata-kata kalau kita mau lihat video di Palestina. Hanya kita menjawabnya dengan air mata saja," lanjut Salafa Hepa. (Rajab)
Sumber : RRI Tarakan