Tiga Warga Karang Anyar Tertimbun Longsor, Ditemukan Meninggal Dunia
KBRN, Tarakan: Tiga warga Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Tarakan Barat, Kalimantan Utara (Kaltara) meninggal dunia karena tertimbun longsor.
Hujan deras yang mengguyur Tarakan, Kalimantan Utara pada Rabu dini hari (25/12/2024) mengakibatkan longsor di sejumlah titik di Kelurahan Karang Anyar.
Tidak hanya itu, tiga warga juga meninggal dunia karena tertimbun material longsor dan bangunan.
Longsor di antaranya terjadi di Jalan Anggrek, RT 15 yang menerjang rumah Ponijan sekira pukul 02.30 WITA.
Selain merusak rumah, istri dan anaknya berusia 8 tahun, turut tertimbun longsor dan marterial bangunan.
Ketua RT 15, Kelurahan Karang Anyar, Muhammad Azis Al Fatah mengaku proses pencarian dan evakuasi sempat terkendala karena kabel listrik yang terjuntai dan warga tidak berani mengambil risiko. Sehingga dibutuhkan koordinasi dengan petugas PLN untuk memutus aliran listrik.
Proses pencarian dan evakuasi baru dilakukan setelah jaringan listrik dipastikan aman. Warga bersama petugas dari BPBD Tarakan, Kantor SAR Tarakan dan stakholder lainnya bahu-bahu melakukan pencarian. Korban baru ditemukan sekira pukul 06.30 WITA dalam kondisi meninggal dunia di ruang tamu.
“Kami memulai evakuasi jenazah setelah dinyatakan oleh pihak PLN datang, sempat saya hubungi 123, dalam waktu kurang lebih 30 menit petugas datang, langsung kita arahkan ke rumah yang kena longsor dan di cek, diputus arusnya baru kita evakuasi jenazah,” tutur Muhammad Azis Al Fatah.
Korban langsung di bawah ke RSUD dr. H. Jusuf SK untuk divisum. Setelah selesai korban dibawa ke rumah keluarganya di RT 27 untuk disemayamkan dan dimakamkan.
Sementara itu, longsor juga terjadi di RT 70 Kelurahan Karang Anyar yang mengakibatkan satu warga tertimbun material longsor dan meninggal dunia.
Peristiwa itu dibenarkan Ketua RT 70, H. Sugiono. Korban sendiri diperkirakan tertimba longsor susulan saat berupaya membuang material longsor yang pertama.
“Dia justru menggali, membuang longsoran tadi itu, ada longsoran susulan baru menimbun dia. Dalam karena waktu dicangkul, karena tanahnya agak gerak, anak-anak menggalinya takut, jadi agak lama menggalinya, jadi enggak sempat tertolong,” ujar H. Sugiono.
Setelah ditemukan, korban juga dibawa ke RSUD dr. H. Jusuf SK untuk divisum. Selanjutnya dibawa ke rumah keluarganya untuk disemayamkan dan dimakamkan. (Rajab)
Sumber : RRI.co.id