Tenggelamnya KM Wangi Cendana Dikarenakan Cuaca Buruk
KBRN, Tarakan : Kantor Unit Penyelengara Pelabuhan (KUPP) kelas III Pulau Bunyu di bantu KSOP Kelas II Tarakan telah melakukan penyelidikan kecelakaan Kapal KM. Wangi Cendana GT 63 yang tenggelam di perairan sekitar Bunyu, pada 21 Oktober lalu.
Diketahui, Kapal bermuatan cemical pallet seberat 45 ton, akan berlayar menuju Sembakung (Tersus Petamina EP), pada saat kurang lebih 35 menit meningggalkan pelabuhan Pulau Bunyu (Dermaga I) tepatnya di Tanjung Arang, tiba-tiba terkena angin kencang dan gelombang dari arah selatan lambung kanan kapal yang mengakibatkan air masuk ke dalam palka. Dari kejadian ini satu orang atas nama Irwan hilang dan belum ditemukan.
Kepala KUPP kelas III Pulau Bunyu, Capt. Andi Mappiwajoi mengatakan, Pasca kejadian hingga berakhirnya operasi pencarian, pihaknya bersama tim SAR gabungan belum menemukan Irwan yang merupakan Kepala Kamar Mesin (KKM) Kapal itu.
"Kami bersama Tim SAR telah melaksanakan pencarian selama 7 hari tepatnya di tanggal 29 Oktoner kemarin. Tapi dari pemilik Kapal masih melakukan pencarian sekaligus pengangkatan Kapal yang kandas untuk di geser ke Pulau Bunyu," ujarnya, Kamis (31/10/2024).
Ia menjelaskan, dari pemeriksaan terhadap saksi Nahkoda bernama Kimpul Poyong, pihaknya menerima keterangan bahwa KM. Wangi Cendana / GT 63 dari Pulau Bunyu di perjalanan akan menuju sembakung menghadapi cuaca buruk yakni ombak besar yang berhempas dari arah lambung kanan Kapal, menyebabkan air masuk ke kapal.
"Sesuai Undang-undang nomor 17 tentang perlayaran kemudian PP 9 tahun 2009 tentang Kecelakaan Kapal dan PM nomor 6 tahun 2020 tentang kecelakaan kapal, bahwa kewenangan untuk kecelakaan kapal berada di Direktorat Perhubungan Laut. Karena KUPP Pulau Bunyu tak memiliki Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS), maka kami meminta bantuan SDM dari KSOP Tarakan dalam penyelidikan laka laut ini," terangnya.
Atas kejadian laka laut ini Andi mengimbau kepada nahkoda kapal untuk selalu memperhatikan perubahan cuaca, karena cuaca bisa berubah setiap saat.
"Seluruh Nahkoda Kapal harus tetap memperhatikan cuaca, kemudian keamanan saat berlayar dan selalu menjaga keselamatan jiwa saat berlayar," harapnya.
Sementara itu, PPNS KSOP kelas II Tarakan, Abd Rahman mengungkapkan, ketika air masuk kedalam palka sampai ke kamar mesin, Nakhoda membelokkan kapalnya ke daratan untuk penyelamatan atau dikandaskan.
"Setibanya kurang lebih satu mil dari daratan, tiba-tiba mesin mati dan kapal kandas muring kurang lebih 30 derajat. Tapi karena dalam keadaan panik, salah seorang KKM yaitu Irwan melompat kelaut dalam keadaan tidak memakai baju dan tidak memakai baju pelampung. Nahkoda sempat mencoba melakukan pertolongan dengan melompat ke laut mengenakan pelampung. Tapi saat akan didekati Irwan tenggelam sehingga nahkoda kembali ke Kapal," ungkapnya.
Ia menuturkan, proses pemerikaan dilakuan terhadap awak kapal, pemilik serta pihak-pihak yang berkaitan dengan kapal tersebut.
"Dari keterangan saksi, kejadian ini memang dikarenakan faktor cuaca. Kami berpesan nahkoda kapal dapat selalu update cuaca dari BMKG. Karena bulan November ini masuk cuaca buruk,"tuntasnya. (Crz)
Sumber : RRI.co.id