Kepala DKKP Tarakan Kecewa dan Sedih
TARAKAN - Kepala Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman (DKKP) Kota Tarakan, Subono kecewa dan sedih tidak mendapatkan piala adipura untuk kelima kalinya.
"Pastinya saya sedih dan sangat kecewa tidak dapat piala adipura. Namun dengan kegagalan tidak mendapatkan piala adipura memotivasi kami untuk kedepannya akan bekerja lebih keras dengan melakukan pengelolan sampah berbasis 3 R (Reduce, Re-Use, dan Recycle) dan pengelolan TPA baru," ucapnya, Senin (6/6/2011)
Subono mengaku, kegagalan Kota Tarakan mendapatkan piala Adipura, dikarenakan poin penilaian tiba-tiba saja dinaikkan Kementrian Lingkungan Hidup (KLH).
Dengan kenaikan poin yang secara tiba-tiba inilah akhirnya Kota Tarakan tidak diberikan kesempatan untuk memperbaiki kekurangannya, seperti perbaikan drainase dan tempat pembuangan sampah akhir (TPA).
"Tidak ada komunikasi sebelumnya apabila poin penilaian dinaikkan, sehingga kita tidak diberikan kesempatan penilaian ketiga, yang ada hanya penilaian pertama dan kedua. Yah mungkin saja poin yang tiba-tiba dinaikkan ini karena ada kasus Bekasi kemarin, dan membuat KLH bersama Presiden SBY memperketat penilaian, dan menambah penilaian titik lokasi menjadi 20 titik lokasi.Boleh dikatakan pusat tidak fair yang tiba-tiba menaikkan nilai poin," ungkapnya.
Penulis : Junisah
Editor : Adhinata Kusuma
Sumber : Tribun Kaltim
Sumber : kaltim.tribunnews (6 Juni 2011)
"Pastinya saya sedih dan sangat kecewa tidak dapat piala adipura. Namun dengan kegagalan tidak mendapatkan piala adipura memotivasi kami untuk kedepannya akan bekerja lebih keras dengan melakukan pengelolan sampah berbasis 3 R (Reduce, Re-Use, dan Recycle) dan pengelolan TPA baru," ucapnya, Senin (6/6/2011)
Subono mengaku, kegagalan Kota Tarakan mendapatkan piala Adipura, dikarenakan poin penilaian tiba-tiba saja dinaikkan Kementrian Lingkungan Hidup (KLH).
Dengan kenaikan poin yang secara tiba-tiba inilah akhirnya Kota Tarakan tidak diberikan kesempatan untuk memperbaiki kekurangannya, seperti perbaikan drainase dan tempat pembuangan sampah akhir (TPA).
"Tidak ada komunikasi sebelumnya apabila poin penilaian dinaikkan, sehingga kita tidak diberikan kesempatan penilaian ketiga, yang ada hanya penilaian pertama dan kedua. Yah mungkin saja poin yang tiba-tiba dinaikkan ini karena ada kasus Bekasi kemarin, dan membuat KLH bersama Presiden SBY memperketat penilaian, dan menambah penilaian titik lokasi menjadi 20 titik lokasi.Boleh dikatakan pusat tidak fair yang tiba-tiba menaikkan nilai poin," ungkapnya.
Penulis : Junisah
Editor : Adhinata Kusuma
Sumber : Tribun Kaltim
Sumber : kaltim.tribunnews (6 Juni 2011)