7 Rumah dan Kios di Tarakan Terbakar

Penyebab kebakaran diduga berasal dari kios bensin milik Agus. Api langsung menyambar cepat ke bangunan rumah dan kios yang berada disamping dan belakang. Sebanyak 12 unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api begitu pula dengan 4 unit truk dari PDAM Tarakan. Akhirnya selama dua jam setengah api baru bisa dipadamkan.
Yono Suratin, salah satu korban yang rumahnya terbakar mengaku, api bermula dari kios bensin milik Agus. "Saya dengar mau mengisi bensin, ternyata bensinya tumpah, dan tiba-tiba saja ada percikan api, dan api langsung membesar, dan warga berusaha padamkan api, tapi api malah tambah besar," ujarnya.
Ketika melihat api membesar Yono, bersama, istri dan anaknya langsung berusaha menyelamatkan harta bendanya, namun sayang hanya surat-surat berharga dan satu unit mesin pendingin yang berhasil diselamatkan dan lainnya ludes terbakar.
"Semuanya habis terbakar, hanya surat-surat berharga yang bisa diselamatkan, tapi saya masih bersyukur keluarga saya semuanya selamat. Jadi untuk sementara ini saya tinggal di rumah keluarga dulu, sebab tidak tahu lagi harus kemana," katanya. (*)
Sumber : tribunkaltim (18 Januari 2011)
Warga Nonton Kebakaran Dari Atas Mobil Damkar

Melihat beberapa warga menonton kebakaran dari atas mobil, petugas pemadam kebakaran yang dibantu petugas kepolisian langsung mengusir warga, karena kehadiran warga menonton kebakaran menyulitkan petugas untuk memadamkan api.
Kepala Pemadam Kebakaran Kota Tarakan, Hariyanto mengaku, petugasnya kesulitan memadamkan api, karena banyaknya warga yang menonton. "Saya minta kepada warga kalau ada kebakaran jangan dijadikan tontonan, sebab kami yang ada di lapangan ini jadi kesulitan. Mobil kami yang datang untuk mengambil air pun menjadi lambat, karena banyaknya warga di jalan yang menyaksikan kebarakan," ungkapnya.
Tak hanya itu, kata Hariyanto pihaknya juga kesulitan air. Tapi pihaknya bersyukur dengan adanya bantuan 4 unit mobil PDAM yang membantu memadamkan api. "Syukur PDAM mau membantu jadi api bisa dipadamkan," katanya. (*)
Sumber : tribunkaltim (18 Januari 2011)