Gubernur Sulsel Ikut Redakan Konflik di Tarakan
Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Syahrul Yasin Limpo ikut berupaya agar kerusuhan di Tarakan, Kalimantan Timur (Kaltim), tidak meluas. Turun tangannya Yasin Limpo ini lantaran konflik yang memakan satu korban tewas itu melibatkan warga dari suku Bugis.
"Pak Gubernur Sulsel juga sudah membantu, menelepon kepada masyarakat Sulawesi yang ada di sana (tarakan, red)," ujar Mendagri Gamawan Fauzi kepada wartawan di kantornya, Selasa (28/9).
Gamawan mengatakan hal tersebut saat ditanya apakah ada upaya pemerintah untuk mempertemukan tokoh suku Tidung dengan tokoh suku Bugis, guna mencegah merembetnya konflik ini. Gamawan menjelaskan, nantinya juga akan diupayakan pertemuan antartokoh kedua suku itu.
"Ya nanti tentu ya arahnya ke sana," kata Gamawan. Untuk saat ini, karena bau kerusuhan masih hangat, maka pemerintah bersama aparat keamanan lebih memprioritaskan aspek pengamanannya. "Sementara keamanan dulu diprioritaskan," terangnya.
Seperti diberitakan, sepanjang Senin (27/9), suasana mencekam akibat kerusuhan melanda Tarakan, Kalimantan Timur. Beberapa warga dengan senjata tajam di tangan melakukan aksi sweeping terhadap warga lainnya. Dua rumah juga dibakar massa dan 4 rumah lainnya rusak.
Rusuh dipicu atas tewasnya Abdullah bin H Salim (58) karena dikeroyok 6 pemuda di wilayah Juata Permai, Tarakan Utara. Meninggalnya Abdullah Bin H. Salim ini terjadi pada Minggu malam, atau Senin (27/9) dinihari, setelah sebelumnya terjadi pertengkaran antara anak Abdullah bin H Salim yang bernama Abdul Rahman dengan 6 pemuda. Pertengkaran terjadi usai Abdul Rahman membeli rokok sekitar pukul 22.00, Minggu (26/9) malam lalu. (sam/jpnn)
Sumber: Jpnn.com (28 September 2010) Borneo
"Pak Gubernur Sulsel juga sudah membantu, menelepon kepada masyarakat Sulawesi yang ada di sana (tarakan, red)," ujar Mendagri Gamawan Fauzi kepada wartawan di kantornya, Selasa (28/9).
Gamawan mengatakan hal tersebut saat ditanya apakah ada upaya pemerintah untuk mempertemukan tokoh suku Tidung dengan tokoh suku Bugis, guna mencegah merembetnya konflik ini. Gamawan menjelaskan, nantinya juga akan diupayakan pertemuan antartokoh kedua suku itu.
"Ya nanti tentu ya arahnya ke sana," kata Gamawan. Untuk saat ini, karena bau kerusuhan masih hangat, maka pemerintah bersama aparat keamanan lebih memprioritaskan aspek pengamanannya. "Sementara keamanan dulu diprioritaskan," terangnya.
Seperti diberitakan, sepanjang Senin (27/9), suasana mencekam akibat kerusuhan melanda Tarakan, Kalimantan Timur. Beberapa warga dengan senjata tajam di tangan melakukan aksi sweeping terhadap warga lainnya. Dua rumah juga dibakar massa dan 4 rumah lainnya rusak.
Rusuh dipicu atas tewasnya Abdullah bin H Salim (58) karena dikeroyok 6 pemuda di wilayah Juata Permai, Tarakan Utara. Meninggalnya Abdullah Bin H. Salim ini terjadi pada Minggu malam, atau Senin (27/9) dinihari, setelah sebelumnya terjadi pertengkaran antara anak Abdullah bin H Salim yang bernama Abdul Rahman dengan 6 pemuda. Pertengkaran terjadi usai Abdul Rahman membeli rokok sekitar pukul 22.00, Minggu (26/9) malam lalu. (sam/jpnn)
Sumber: Jpnn.com (28 September 2010) Borneo